Apr 20, 2024 06:05 AM
Yusril Ihza Mahendra lahir pada 5 Februari 1956 di Jakarta. Ia berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang keagamaan yang kuat, di mana ayahnya, Abdul Kahar Muzakir, adalah seorang ulama ternama di Indonesia. Ibunya, yang dikenal cerdas dan pekerja keras, juga memainkan peran penting dalam pendidikan Yusril.
Sebagai anak kedua dari empat bersaudara, Yusril tumbuh dalam lingkungan yang mendorong kedisiplinan dan ketekunan. Dalam masa kecilnya, Yusril sering diajak ayahnya untuk menghadiri majelis taklim, sebuah tradisi keagamaan di mana para peserta mendengarkan ceramah dan diskusi tentang ajaran agama Islam.
Yusril melanjutkan studinya ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) di Jakarta. Ia juga memperoleh gelar sarjana dalam bidang Ilmu Filsafat pada 1983. Selanjutnya, ia melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Indonesia dalam bidang Hukum dan Ilmu Islam. Yusril kemudian melanjutkan studinya di luar negeri, termasuk di Universitas Punjab di Pakistan dan Universitas Sains Malaysia.
Dari Universitas Sains Malaysia, ia meraih gelar Master of Science (M.Sc.) dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang ilmu politik pada 1993. Karier akademiknya terus berkembang hingga ia diangkat sebagai Guru Besar Ilmu Hukum di Universitas Indonesia, di mana ia menyandang status sebagai profesor hukum.
Yusril Ihza Mahendra memulai kariernya sebagai akademisi dan praktisi hukum, lalu melanjutkan ke dunia politik. Dia terkenal sebagai pakar hukum tata negara dan pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara serta Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
Yusril Ihza Mahendra adalah seorang tokoh hukum dan politik di Indonesia yang lahir pada 5 Februari 1956 di Jakarta. Ia dikenal luas sebagai ahli hukum tata negara dan telah menempati berbagai posisi penting dalam pemerintahan dan politik.
Yusril memulai karirnya sebagai akademisi dan konsultan hukum. Pada tahun 1996, ia diangkat untuk bekerja di Sekretariat Negara di bawah kepemimpinan Moerdiono, di mana ia bertanggung jawab atas penyiapan berbagai naskah kepresidenan, termasuk surat-surat dan pidato untuk Presiden Soeharto, kemudian dilanjutkan dengan BJ Habibie, dan bahkan Susilo Bambang Yudhoyono.
Karier politiknya mencakup jabatan sebagai Menteri Hukum dan Perundang-Undangan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Menteri Sekretaris Negara dalam beberapa kabinet pemerintahan Indonesia.
Pada tahun 1998, Yusril menjadi salah satu pendukung reformasi dan memainkan peran penting dalam penulisan pidato pengunduran diri Presiden Soeharto. Yusril juga mendirikan Partai Bulan Bintang, partai politik yang diusung bersama para reformis muslim. Ia menjadi Ketua Umum partai ini dari tahun 1998 hingga 2005.
Sebagai pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra memiliki reputasi yang kuat di pengadilan. Yusril Ihza Mahendra, pakar hukum tata negara dan politikus, terkenal dengan kemenangan-kemenangan besar dalam berbagai kasus hukum di Mahkamah Konstitusi (MK).
Salah satu kemenangan pentingnya adalah saat mengajukan gugatan ke MK terhadap legalitas jabatan Jaksa Agung Hendarman Supandji, yang berujung pada pemberhentian Hendarman oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011.
Selain itu, Yusril berhasil mengajukan uji materi ke MK terkait status Wakil Menteri era Presiden SBY, yang memaksa perubahan Perpres dan Keppres. Yusril juga memenangkan gugatan mengenai pasal terkait jangka waktu pencekalan dalam UU Keimigrasian, setelah mengalami pencekalan yang berlarut-larut dalam kasus SISMINBAKUM.
Kemenangan lainnya adalah saat menangani sengketa Pilkada Kotawaringin Barat di MK, yang menghasilkan keputusan untuk menetapkan Ujang Iskandar-Bambang Purwanto sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih.
Website Software